Jumat, 24 April 2015

Nabi dan Yahudi Buta

       Seorang Yahudi buta dan miskin setiap hari duduk di sebuah sudut kota Madinah. Setiap mendengar orang lewat di hadapannya, dia mencaci maki Nabi dengan suaranya yang keras : "Hai, awas kalian, jangan dekati Muhammad. Dia orang gila, penyihir dan pembohong besar. Bila kalian dekati dia, kalian pasti terpikat kata-katanya amat manis."
       Meski Nabi tahu dan mendengar senditi pengemis buta Yahudi itu membencinya setengah mati, tetapi beliau tiap pagi mendatanginya sambil membawa makanan untukya. Tanpa bicara apa-apa atau mengenalkan dirinya Nabi menyuapinya dengan amat sabar dan penuh kasih.
       Nabi kemudian wafat. Si Yahudi tertawa terbahak-bahak, bukan kepalang senangnya. Tetapi keesokan hainya dia merasa sepi dan kelaparan. Dia menunggu orang yang biasa datang memberinya makan sampai sore, tetapi tak juga kunjung datang.
       Beberapa hari berikutnya, Abu Bakar datang menemui anaknya Aisyah. Ia menanyakan apakah ada kebiasaan Nabi yang belum diikutinya. Istri Nabi itu menjawab : "Ayah sudah melakukan segalanya, kecuali satu hal." Lalu Aisyah menceritakan kebiasaan Nabi memberi makan Yahudi buta tadi.
       Mendengar penuturan anaknya itu Abu Bakar segera menemui dan membawa makanan untuknya. Si Yahudi merasakan pegangan tangannya, tetapi tangan itu bukan tangan orang yang dulu. Ia menepis tangan itu sambil mencari-cari dan meraba-raba tangan yang lembut dulu itu. Abu Bakar mengenalkan dirinya dan memberitahukan bahwa "Tangan lembut yang dulu tiap hari menyuapinya dengan penuh kasih itu adalah sahabatku : Muhammad, Rasulullah, dan dia sudah wafat beberapa hari lalu."
       Seketika itu pengemis Yahudi itu menjerit dengan suara yang amat memilukan hati. Air mata bercucuran membasahi pipinya. Dia amat menyesal dan mengutuki dirinya telah memaki, membenci dan menuduh hal-hal yang tak pernah dilakukan Muhammad. "Oh, Muhammad, engkau orang yang mulia, orang yang berhati mulia." Hati Abu Bakar mengharu-biru dan tersedu-sedan, mengenang kekasihnya yang telah pergi takkan kembali. Yahudi itu kemudian masuk islam.

0 komentar:

Posting Komentar