Suatu
ketika Syaikh Abdul Qadir al-jailani berjalan bersama para pengikutnya. Ketika
melewati pemakaman, Syaikh mendengar jeritan orang yang sedang disiksa di dalam
kubur. Beliau bertanya, “Siapa yang ada di kubur ini?”
“Dia
adalah fulan bin fulan.” Jawab orang yang ada di sampingnya.
“Apakah
dia pernah duduk denganku?” Tanya Syaikh.
Dijawab,
“Tidak.”
“Apakah
dia pernah mendengar suaraku?” Tanya beliau lagi.
“Dijawab,
“Tidak.”
“Apakah
dia mencintaiku walaupun belum pernah melihatku?” Tanya beliau.
Lagi-lagi
jawab, “Tidak.”
“Maka
apa yang bisa aku katakana kepada Allah untuk memberi syafaat kepada orang
ini?”
Diantara
mereka ada yang berkata, “Tetapi orang ini pernah melihat debu yang beterbangan
disapu angin sat engkau pernah lewat.”
Lantas
Syaikh menengadahkan tangannya keatas seraya berdo’a,”Ya Allah, dengan lantaran debu yang pernah dilihat orang ini saat aku
berjalan, angkatlah adzabnya.” Sejenak kemudian adzab kuburnya diangkat
oleh Allah.
Bisa
memberikan syafaat meringankan siksa adalah salah satu kemuliaan yang diberikan
oleh Allah kepada para ulama.
Mari
memperbanyak amal shalih dan menjauhi larangan Allah. Kita tentu menyadari amal
kita masih jauh dari ikhlas dan sempurna, maksiat pun sering kita lakukan. Kita
membutuhkan syafaat dari Rasulullah dan para ulama agar bisa masuk surge dan
terbebas dari siksa.
Raihlah
syafaat para ulama dengan mengunjunginya, mendengar nasehatnya, dan
mencintainya. Atau paling tidak, seperti orang dalam kisah di atas.
# Dikutip dari mauidzah Habib Jamal Baagil. Sumber
asli ada di manaqib Syaikh Abdul Qadir jailani
0 komentar:
Posting Komentar